Minggu, 13 Maret 2011

BEDAKAN ANTARA NAFSU DAN CINTA

BEDAKAN ANTARA NAFSU DAN CINTA


penulis : Nurul Atika


1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu membahayakan

Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akanberada pada kondisi yang membahagiakan. Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan. Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.

Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan caramenjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti. Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan.

2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liiar (nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan). Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).

3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.


4. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik. Bagaimana dengan nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan

MENGAPA ORANG MENGUAP DAN MENGAPA BISA TERTULAR ??

MENGAPA ORANG MENGUAP DAN MENGAPA BISA TERTULAR ??



penulis : Nurul Atika

Menguap lebih menular daripada pilek. Melihat seseorang menguap, hampir pasti kamu juga akan menguap. Bahkan hanya membaca tentang menguap dapat membuatmu menguap. Kamu sudah menguap?

Jika ya, kamu tidak sendirian. Manusia menguap sepanjang hari. Kita menguap ketika hendik pergi tidur pada malam hari. dan menurut penelitian, kita banyak menguap ketika menonton televisi. Kita bahkan menguap ketika jogging cepat di taman.

Manusia bukan satu-satunya makhluk yang menguap. Banyak hewan lain, dari singa sampai ikan, membuka rahangnya lebar-lebar untuk menguap juga.

Ketika melihat orang menguap, kita sering mengira mereka letih atau bosan. Tetapi ketik ikan petarung Siam menguap, hati-hati! Ikan jantan mulai menguap ketika mereka melihat jantan lainnya. Lebih banyak menguap lagi terjadi--sekitar satu kali setiap 10 menit. Kemudian ikan menyerang ikan, dan perkelahian pun pecah. Hewan lain, seperti monyet dan singa, menguap ketika lapar.

Mengapa manusia menguap? Penjelasan yang umum adalah kita menguap untuk menghirup oksigen--misalnya ketika berada di ruang pengap. Tetapi Robert Provine, seorang psikolog yang mempelajari soal menguap, berkata itu tidak benar. Orang yang di beri oksigen murni menguap sama seringnya seperti orang yang bernapas dengan udara biasa.

Provine berkata tidak seorang pun tahu pasti mengapa orang menguap atau mengapa menguap begtiu menular. Tetapi ia berusaha mencar tahu.

Selama bertahun-tahun Provine telah mengadakan sejumlah percobaan menguap di Univesitas Maryland, AS. Di salah satunya, ia meminta sukarelawan untuk duduk sendirian di ruang gelap dan berpikir tentang menguap. Ketika mereka ingin menguap, mereka menekan tombol. Ketika menguap selesai, mereka melakukan hal yang sama.

Provine menemukan bahwa rata-rata menguap berlangsung sekitar 6 detik. Satu orang yang berkonsentrasi kuat-kuat menguap 76 kali dalam setengah jam.

Berikutnya, Provine merekam dirinya sendiri menguap atau tersenyum denga video. Ketika diperlihatkan rekaman itu, hanya sekitar satu dari lima penonton tersenyum ketika melihat Provine tersenyum. Tetapi lebih dari setengah penonton menguap bersama psikolog. Kesimpulannya: Menguap tampaknya lebih menular daripada keramahan.

Ketika menguap, kita menengadahkan kepala, rahang jatu, mata terpejam, dan alis berkerut. Provine menunjukkan bahwa ketika kita meregangkan tubuh, biasanya kita juga menguap. Menguap, katanya mungkin cara meregangkan kepala dan leher. Tetapi menguap juga menghentikan sesaat darah yang mengangkut oksigen agar tidak meninggalkan otak. Jadi menguap mungkin sekaligus membangunkan kita selain menenangkan kita.

Kamu dapat melihat sendiri bahwa manguap bukan hanya soal bernapas dalam-dalam dengan melakukan percobaan sendiri, kata Provine. Rapatkan bibirmu pada awal menguap dan cobalahbernapas lewat hidung. Hampir mustahil. Jika menguap hanya bernapas dalam-dalam, hidungmu akan bekerja sama baiknya seperti mulutmu.

Menguap begitu menular, kata Provine, karena otak kita mungkin "terprogram" untung menanggapi wajah menguap. Karena manusai mula-mula hidup dalam kelompok, menguap mungkin cara untuk menyelaraskan perilaku kelompok. Satu orang menguap yang membuat lainnya menguap mungkin berarti waktunya tidur--atau waktunya berburu.

 
NurulAtika.blogspot Blogger Template by Ipietoon Blogger Template